sukapergi Salam! Saya penulis yang selalu haus petualangan, gemar menjelajahi kuliner enak di mana pun berada, dan tak ketinggalan menikmati hiburan layar lebar.

Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul – Sebuah Tinjauan Mendalam

1 min read

Dalam panorama horor lokal yang seringkali monoton, terutama dengan dominasi sosok pocong yang semakin marak, Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul menonjol dengan cara yang tidak terduga. Awi Suryadi sebagai sutradara berhasil mengarahkan filmnya ke jalur creature feature dengan menggambarkan pocong sebagai monster, bukan sekadar hantu konvensional.

Protagonis Berkemampuan Retrokognisi

Protagonis utama, Hao (Deva Mahenra), merupakan versi fiktif dari Om Hao, penulis buku yang menjadi sumber adaptasi film ini. Karakter ini memiliki kemampuan retrokognisi, memungkinkannya melihat masa lalu. Dengan bantuan sahabatnya, Rida (Della Dartyan), yang mencuri perhatian dengan karakter “mulut kotornya,” Hao menggunakan kekuatannya untuk menelusuri peristiwa bersejarah.

Keunggulan Naskah

Agasyah Karim dan Khalid Kashogi, penulis naskah, mencapai keberhasilan dalam memberikan pemahaman yang jelas tentang kekuatan retrokognisi yang dimiliki oleh Hao. Keunggulan ini menjadi terasa, karena gagasan kompleks seperti retrokognisi dapat disajikan dengan baik dan mudah dipahami.

Antagonis yang Mengerikan

Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul tidak hanya menciptakan pocong sebagai hantu yang melompat atau melayang. Arwah Walisdi (Iwa K.), seorang dukun ilmu hitam yang berubah menjadi pocong gundul, hadir dengan visual yang lebih menyerupai monster. Kepala gundul, wajah remuk, dan taring panjang membuat Walisdi terlihat seperti makhluk menakutkan. Serangan agresifnya, termasuk menghancurkan kaca mobil dan menyerang dengan tangan, memberikan dimensi baru pada elemen horor.

Kreativitas dalam Presentasi

Film ini juga menonjol dalam hal kreativitas presentasi. Adegan “kamar pas” memberikan sentuhan baru pada formula klise “kain tanpa ujung,” sementara penampilan pocong gundul dalam balutan warna negatif menciptakan visual yang unik untuk menggambarkan fenomena gaib.

Intensitas dan Kelemahan

Awi Suryadi sebagai sutradara memperlihatkan kematangan dalam membangun intensitas menuju momen jump scare. Meskipun beberapa payoff tidak maksimal karena sinkronisasi elemen-elemen tertentu, seperti gerak kamera dan efek suara, sering meleset, keseluruhan pengalaman menonton tetap memikat.

Baca Juga! :  Film Doctor Strange Kalah Dibandingkan Dengan Film Everything Everywhere All At Once

Kritik Terhadap Babak Final

Meski demikian, babak final film ini sedikit mengalami antiklimaks, yang dapat diatributkan baik pada kekurangan sutradara maupun naskah yang terlihat kehabisan ide setelah pameran kreativitas sebelumnya.

Pertanyaan Tersisa

Meskipun cerita film ini memikat, banyak pertanyaan tersisa yang tidak terjawab. Mengapa pocong Walsidi memiliki kepala gundul? Apakah ikatan di kepala Walsidi hanya hiasan tanpa arti, atau memiliki makna tertentu? Keuntungan apa yang diperoleh Walsidi sebagai pocong gundul jika akhirnya ia harus mati? Pertanyaan-pertanyaan ini, jika dijawab, bisa menjadikan Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul sebagai film horor lokal terbaik tahun ini.

Kesimpulan

Dengan kreativitas dalam konsep, visual yang menarik, dan karakter-karakter yang kuat, Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul menawarkan pengalaman horor yang berbeda. Meskipun tidak sempurna, film ini mampu bersaing di puncak daftar horor lokal terbaik tahun ini jika dapat menanggapi beberapa pertanyaan yang tersisa.

sukapergi Salam! Saya penulis yang selalu haus petualangan, gemar menjelajahi kuliner enak di mana pun berada, dan tak ketinggalan menikmati hiburan layar lebar.

Rekomendasi Film dan…

sukapergi
2 min read

Ore wa Subete…

sukapergi
2 min read

Sinopsis Lengkap Serial…

sukapergi
2 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *