sukapergi Salam! Saya penulis yang selalu haus petualangan, gemar menjelajahi kuliner enak di mana pun berada, dan tak ketinggalan menikmati hiburan layar lebar.

Ulasanku Sweet Home 2

7 min read

Saya sudah menantikan tayangnya Sweet Home 2 sejak season 1 tamat yang rumornya akan dibuatkan kelanjutan season 2; saya memendam rasa penasaran dengan bagaimana kisah selanjutnya disuguhkan. Saya menyukai drama artistik serba dark yang satu ini tapi season 2 benar-benar mengesalkan.

Saya berpikir season 2 akan menuntaskan alur season 1 yang masih gantung dan nanggung; di mana cerita akan melanjutkan mengikuti Hyunsu sebagai tokoh utama sejak Hyunsu keluar dari Green Home. Tapi plot dan alur season dua malah nggak lagi fokus mengikuti Hyunsu; plot kisah tidak lagi tentang Hyunsu dan karakter Hyunsu benar-benar banyak kehilangan scene dan makna. Parahnya, Hyunsu kehilangan scene tanpa dijelaskan alasannya seakan-akan Hyunsu hanyalah tokoh figuran mahal yang hadir sekedar memeriahkan cerita. Itu benar-benar penggambaran pengisahan yang buruk dimana tokoh utama menjadi tidak berguna.

Saya punya alasan tersendiri atas ketidaksukaan saya mengapa saya menganggap Sweet Home 2 buruk, padahal saya sangat menyukai season yang pertama.

Itu dikarenakan Sweet Home sudah kehilangan sentuhan thriller dan horornya, sudah kehilangan citarasa artistik seni, tidak ada lagi sinematografi yang menawan, kali ini Hyunsu tokoh utama menjadi nggak berguna, Eun Hyoek yang nggak ada kabar ceritanya, terlalu banyak hal banyak yang mau diceritakan tapi serba nanggung sehingga nggak selesai semua dan masih menyisakan pertanyaan yang saya nggak pengen tahu, banyak karakter baru yang nggak berguna malah mengisi banyak adegan, dsb.

Ulasan saya begini:

  • Kehilangan sentuhan citarasa thriller dan horor

Sweet Home 2 benar-benar kehilangan sentuhan citarasa aslinya yang memikat sebagai ruhnya yakni thriller dan horor yang selama ini menjadi daya pukau.

Penggambaran kisah dan nuansa yang dark, suram, depresif, penuh genangan darah, nggak lagi tersaji.

Jadi, nggak ada lagi keseruan dan ketegangan cerita ber-genre thriller dan horor seperti yang selama ini kita nantikan, seperti yang tersaji di season 1. Nggak ada perasaan meluap-luap sebab ikut merasakan depresi dan putus asa seperti yang dialami setiap tokohnya.

Ketegangan nggak ada. Cuma ada drama orang teriak-teriak dan kadang adu mulut di bawah tanah. Wujud dunia luar yang hancur tidak menggambarkan emosi apapun. Monster nggak banyak keluar. Nggak ada pertarungan melawan monster yang sengit sarat emosi sebagaimana pertarungan bersama-sama Jisu, si kakek kursi roda, Yi Kyung, Sang Wook, Yu Ri, Eun Hyoek, Eun Hyu, Hyunsu, nggak ada. Dari pihak tentara terutama kapten Kim dan timnya malah sibuk bertengkar ngedrama mencari Yang seok apa gunanya.

Bukankah seharusnya di season 2 sajian thriller dan horor akan jauh lebih intens banyak porsi sajian ketegangan dari segi pertarungan dan perlawanan melawan monster disertai ngerinya genangan darah tapi SH2 nggak seperti itu. Intinya thriller dan horornya begitu minim.

  • Kehilangan citarasa seni

Keindahan Sweet Home sebenarnya terletak pada penggambaran sisi dark-nya yang artistik; kental dengan nuansa seni lebih dari sekedar drama yang nggak sebatas menyajikan horor tapi kita bisa melihat sisi indahnya juga. Itu yang saya sukai.

Saya suka dengan gaya penyutradaraannya yang jeli memilih grade warna dan pencahayaan dalam mengemas naskah cerita dengan visi artistik tentang dunia yang hancur akibat kemunculan monster tapi terlihat indah. Ceritanya sendiri sudah metaforis, lalu sang sutradara tahu betul mengeksekusi cerita dan menyatukan semua ke dalam bentuk seni.

Tapi Sweet Home 2 nggak ada lagi metafora, nggak ada lagi seni, nggak ada lagi pencahayaan dan warna-warna gelap menawan, nggak ada lagi emosi. Entahlah.

  • Tidak ada lagi sinematografi yang artistik
Baca Juga! :  Menaklukkan Puncak dengan "We Die Young": Tinjauan Film yang Menghentak

Di season 1 kita dimanjakan dengan sinematografi yang indah dengan latar suram dan dark luar Green Home dipenuhi monster lengkap dengan dunia yang hancur penuh puing reruntuhan, masih ditambah dengan fitur teknis pencahayaan yang redup tapi tidak gelap. Itu penggambaran sinematik yang menawan. Hanya dari gambarnya saja, Sweet Home menyisipkan banyak pesan dan makna juga menyiratkan banyak emosi. Belum ditambah untuk bagian dalam Green Home disajikan kesan artistik monster dan pencahayaan yang gelap tapi diganti dengan menampilkan berbagai warna neon hijau-biru-merah terasa seperti sedang ‘pertunjukkan’; gambar dan warna ini juga punya makna dan emosi tersendiri. Tapi di season 2 kita nggak lagi menikmati semua keindahan itu.

  • Cerita yang serba nanggung

Sweet Home season 2 keliatan banyak sekali hal yang ingin diceritakan dan sepertinya semua ingin diceritakan tapi semuanya serba nanggung dan setengah-setengah.

Itu kentara mulai tidak fokus pada satu-dua bagian tertentu yang tergolong penting untuk lebih dieksplorasi dan dijelaskan secara detail mendalam berkaitan dengan alasan-alasan yang perlu penjelasan spesifik pada setiap pilihan sebagai bagian penting yang masuk dalam adegan yang muncul dalam gambar / depan kamera, sebaliknya justru alurnya terkesan melompat-lompat dan menyebar, sehingga kedalaman esensi cerita ini menjadi hilang dan tidak diceritakan dengan baik karena sibuk ingin menceritakan semua hal dan menyebar ke mana-mana menjadi berantakan. Kan puyeng mana yang mau diceritakan dan apa intinya.

  • Naskah yang buruk dan cerita yang berantakan

Saya mengeluhkan soal naskah yang payah. Dan itu menyebalkan.

Saya nggak tahu apakah ada pengubahan adegan yang tidak sesuai naskah oleh sutradara, tapi apapun itu setiap scene gambar yang menceritakan sesuatu benar-benar tidak punya esensi dan tidak punya pesan.

Untuk penyutradaraan, saya nggak suka dengan editing dan potongan-potongan gambarnya, scoring-nya, penataan ruang, lokasi yang dipilih, blocking-nya; pokoknya mise en scene-nya (dibaca: mis ong sen).

  • Hyunsu yang tidak berguna

Itu berbeda dengan season 1 di mana Hyunsu-lah sosok yang paling penting yang menggerakkan plot; jelas karena dia protagonis (tokoh utama); yang sejak awal, Sweet Home diceritakan lewat sudut pandang Hyunsu; terkait bagaimana Hyunsu melihat dunia dan orang-orang disekitarnya, bertemu dan berinteraksi dengan mereka dan menyaksikan apa yang menimpa mereka. Kemudian semesta Green Home berputar mengelilingi dan mengikuti Hyunsu ketika cerita mulai berkembang karena Hyunsu lebih dulu terinfeksi; bagaimana orang-orang memandangnya dengan berbagai perasaan, itu digambarkan dengan baik. Dia berguna dan penting dalam banyak porsi peranan cerita. Semua orang berfokus ke Hyunsu. Semua memikirkan apa yang akan dia lakukan. Dan Hyunsu menjawab semua itu dengan banyak memberikan kontribusi atas rasa ngeri, rasa takut, rasa aman, upaya pertarungan, emosi, perlindungan, dan pertolongan bagi semua orang. Sejak Hyunsu dari awal sudah terinfeksi kita berpikir tentang bagaimana Hyunsu ke depan, apakah berubah menjadi monster seutuhnya atau tidak. Sweet Home season 1 punya dan kaya makna.

Season 2, tokoh utamanya Hyunsu dibikin nggak berguna dan nggak punya peranan apapun terhadap keseluruhan cerita bukan lagi sebagai penggerak plot. Peranan Hyunsu dipangkas habis.

Itu Hyunsu udah kayak cuma tokoh sampingan yang tanpa Hyunsu cerita tetap bisa berjalan hanya karena setting lokasi sudah berganti. Ketidakkonsistenan ini menyebalkan.

Sudah seharusnya plot bergerak tetap mengikuti Hyunsu dan Hyunsu-lah tokoh penting pengubah plot tetapi dinaskah ini tidak terjadi. Lah Hyunsu ngapain aja sejauh ini nggak dijelaskan dan nggak ada muncul dalam frame gambar dan scene. Saya mengesalkan naskah yang buruk, berantakan, dan nggak jelas sama sekali apa yang mau diceritakan. Ngalor-ngidul aja.

Baca Juga! :  Memahami Adaptasi "Siksa Neraka" dari Komik ke Layar Lebar

Kenapa di banyak adegan dan kisah jadi malah mengikuti Lee Eun Hyu itu kenapa. Kenapa harus Lee Eun Hyu. Kenapa Lee Eun Hyu, emosinya, keinginannya, kemana dia pergi, apa yang dia lakukan menjadi penting lebih dari Hyunsu. Memangnya dia siapa. Kelihatan toh, sudut pandang cerita diubah.

Saya nggak ada dendam pribadi dengan Eun Hyu. Saya pikir dia adalah salah satu tokoh penting yang wajar saja diperhatikan dan diceritakan dan karakternya ikut berkembang sejak keluar dari Green Home, dia membawa emosi yang banyak bagi cerita itu terkait rasa rindu dan sedihnya sejak kehilangan Eun Hyoek dengan diberikan porsi adegan yang cukup tapi itu sudah melewati batas porsi Hyunsu.

  • Mau menceritakan apa sih

Mau menceritakan kapten Kim Yeon Ho dan timnya, nanggung. Mau menceritakan Lee Eunhyu, nanggung. Mau menceritakan Yi Kyung, nanggung. Mau menceritakan anak Yi Kyung, nanggung juga. Mau menceritakan Hyunsu, lebih nggak jelas. Mau menceritakan Sang Wook juga nanggung. Pada intinya ada 6 pihak yang dihadirkan sebagai tokoh dan elemen narasi baru yang minta diceritakan tapi apa intinya pun nggak jelas mau dibawa kemana hubungan kita (maksudnya cerita ini).

  • Yang bagus hanya pembukaan awal episode

Masih bagus untuk pembukaan episode 1-3 karena masih melanjutkan kisah yang sebelumnya.

Kita penonton menjadi paham kemana Hyunsu, Jisu, Eunhyu dan beberapa penyintas Green Home dibawa pergi, ke mana Yi kyung pergi dan siapa monster Sang Wook. Meskipun pada akhirnya semuanya gagal menuju penampungan karena berbagai insiden terjadi. Tapi masih lumayan alurnya bisa diikuti meskipun alur kisahnya tetap jelek. Tapi masih ada ketegangan tersaji, pertemuan dengan penyintas lain beserta dramanya dan dengan seluruh pemandangan luar Green Home yang sudah hancur, suram, menyedihkan tanpa harapan.

Saya dongkol Hyunsu baru keluar udah episode 6 setelah insiden ledakan stadion dan laboratorium episode 3 dan mengira Hyunsu sudah mati. Sehabis itu, nggak jelas dia ngapain aja selama ini, kemana aja, gimana ceritanya bisa selamat, gimana dia bisa nggak mati, bagaimana cara dia melarikan diri, nggak diceritakan sama sekali. Bahkan flashback-nya pun juga nggak ada. Memangnya kapan lagi mau menceritakan semua itu. Nunggu season 4? Kelamaan. Dan bakalan bertele-tele.

Terus siapa juga itu bocah gadis kecil anak Yikyung, peranannya apa, apa kontribusi karakter dia bagi cerita itu dan Hyunsu gimana, kenapa dia bisa begitu, kenapa dia bisa cepat tumbuh besar dan banyak pertanyaan nggak terjawab tuntas dan nggak ada penjelasan sama sekali. Kenapa nggak secara gamblang langsung dinarasikan lewat sudut pandang orang ketiga kalau diadegankan terlalu memakan banyak durasi. Flashback-nya hanya tentang Yikyung bukan alasan keberadaan siapa bocah itu. Kita tahunya dia monster, anak Yikyung tapi nggak tahu alasan kenapa dia bisa begitu.

Kalau masalahnya adalah didurasi waktu, itu nggak masuk akal.

8 episode dengan durasi rata-rata 1 jam sebenarnya cukup untuk menceritakan secara ringkas tapi dibikin padat dalam menjelaskan semua hal; dengan hanya menceritakan kemunculan orang-orang baru tanpa penjelasan apapun itu namanya buang-buang waktu. Itu mirip The Walking Dead yang sudah sampai 13 season. Membosankan sekaligus menyebalkan.

  • Banyak menghadirkan karakter baru yang malah tidak berguna

Di season 1 banyaknya karakter yang dimunculkan masing-masing berhasil digambarkan sedikit latar belakang mereka yang mana itu ngasih tahu bagaimana peran penting pada posisi dan keberadaan mereka bagi sesama penghuni Green Home. Semua orang berguna, semua keberadaan dibikin bermakna, nggak cuma Hyunsu. Kematian mereka bermakna dan dikenang dan begitu emosional. Itu kemudian ngasih ikatan yang kuat secara emosi sebagai sesama penghuni Green Home dan sebagai penyintas.

Baca Juga! :  Sara: Sebuah Kisah Keluarga yang Menyentuh

Di season 2, banyak karakter baru yang dimunculkan tapi nggak berguna. Cuma bikin riuh penuh drama aja. Siapa itu pastor Peter? Si gadis yang menyukai Chan Yeong, kepala Ji, Kapten Kim, bahkan si bocah laki-laki kecil yang imut itu kehilangan kakaknya juga nggak berguna. Saya melihat karakter yang berguna hanya Kapten Tak In Hwan, Chan Yoeng, Jung Il si anak autis, ibunya, bahkan Ha-ni dan ayahnya, bosnya, sajangnim-nya apalah itu nama sama saja nggak bergunanya.

Kim Mo Yoel aktor film Korea yang saya suka, dia punya akting yang bagus, aktingnya di sini juga bagus, karakter dan kepribadian dia juga bagus, tapi penokohannya nggak berguna. Cuma sekedar ke sana-ke sini menyisiri monster keluar tapi cuma gitu aja, nanti pulang ngedrama dengan kapten Tak.

  • Lee Eun Hyeok apa kabarnya?

Abangnya Eun hyu hanya diketahui nasib terakhirnya tertimpa reruntuhan Green Home sebelum berubah menjadi monster tapi sama sekali nggak ada dalam adegan jika Eunhyoek berubah menjadi monster. Itu kemudian menimbulkan berbagai pertanyaan dan teori.

Kita hanya menebak-nebak tentang nasibnya berdasarkan fakta terakhir tapi itu bukan keseluruhan nasibnya. Saya benci menebak-nebak kayak begitu. Tapi Eunhyu masih percaya kalau Eunhyoek masih hidup.

Sepanjang Sweet Home 2 kilasan nasib Eunhyoek nggak pernah di-flashback diperlihatkan. Jelas itu teka-teki. Kita benar-benar dibikin bingung dan lelah tentang apa yang terjadi. Tapi ini menyebalkan, Eunhyoek justru muncul disesi terakhir Sweet Home dan menjawab semua pertanyaan kita secara mengejutkan. Tapi saya malah nggak puas dengan jawabannya tentang nasib Eunhyoek. Entahlah, apakah itu nanti akan juga diceritakan gimana-gimananya atau malah dilupakan seluk-beluknya. Ditunggu aja. Tapi saya nggak nungguin season 3. Saya udah males nonton drama modelan pola dan plot kayak begitu; terlalu mengulur-ulur waktu menghabiskan durasi hanya untuk ngomongin karakter yang nggak berguna.

Plot season 2

Itu adalah tentang sekelompok penyintas yang tinggal di stadion setelah insiden ledakan oleh pihak kementerian keamanan yang mengakibatkan banyak kematian termasuk Jisu pada saat dibawa ke penampungan. Orang-orang yang saling tidak mengenal disatukan oleh aturan keamanan yang mengikat di stadion yang dijaga hanya oleh beberapa tentara. Eun Hyu termasuk orang yang tinggal di stadion ini.

Eun Hyu terus sibuk mencari Eun Hyeok. Eun Hyu menyangka Hyunsu dan Yi Kyung telah mati. Dalam pencarian itu Eun hyu bertemu a girl yang dapat mengubah manusia menjadi monster hanya dengan menyentuhnya saja yang kemudian bersama Chan Yoeng menuntunnya bertemu Yi Kyung dan Hyunsu.

Di sisi lain kapten Kim Yeon Ho bersama timnya terus melakukan patroli keberadaan monster dan menandai mereka. Namun kemudian mereka kehilangan Yang seok dan mengubah misi menemukan Yang soek. Namun yang terjadi mereka justru dipertemukan dengan hybrid seperti Hyunsu yang merupakan manusia tapi juga monster. Namun tidak seperti Hyunsu yang alami manusia dan memiliki sisi monster dalam dirinya, mereka adalah hasil eksperimen dan diciptakan.

Selanjutnya entah apa yang akan terjadi.

sukapergi Salam! Saya penulis yang selalu haus petualangan, gemar menjelajahi kuliner enak di mana pun berada, dan tak ketinggalan menikmati hiburan layar lebar.

Rekomendasi Film dan…

sukapergi
2 min read

Ore wa Subete…

sukapergi
2 min read

Sinopsis Lengkap Serial…

sukapergi
2 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *